12.39
0

JILBAB

JILBAB
  • Niat yang Ikhlas 
Pertama- tama yang perlu diperhatikan bagi Ukhti muslimah yang akan berjilbab adalah Ukhti muslimah agar membulatkan niat berjilbab hanya mengharap ridho Allah swt.
Allah swt berfirman :

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)”.
(al-Bayyinah:5)
Rasululah saw bersabda :
“ amalan manusia itu ditentukan oleh niat-niatnya, dan masing-masing orang sesungguhnya akan mendapatkan sesuai dengan niatnya’.
(HR Bukhari)
Dalam berjilbab Ukhti muslimah selayaknya ikhlas untuk menjalankan agama, ikhlas untuk menjalankan perintah Allah dalam QS al-Ahzab 59 dan QS Annur 31
 “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab nya ke tubuhnya. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab (33): 59)
Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera sudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nur (24): 31).

Menurut Dzun Nun al Misri ada tiga ciri keikhlasan :
  1. Menanggapi segala celaan dan pujian dari orang lain dengan sikap yang sama.
  2. Tidak pernah mengingat-ingat atau menyebut-nyebut perbuatan baik (jasa) yang pernah dilakukan terhadap orang lain.
  3. Mengharapkan balasan hanya dari Allah swt semata bukan dari manusia.
Ikhlas dalam berjilbab secara baik dan benar mudah-mudahan Allah meridhai Ukhti muslimah.
  • Mempunyai kemauan yang kuat
Untuk berjilbab secara benar dan baik memerlukan kemauan yang kuat jarena berjilbab membutuhkan waktu, tenaga, biaya yang tidak sedikit. 
Mengenakan jilbab yang baik dan benar adalah proses belajar, untuk menuju kesana Ukhti muslimah hendaknya bersemangat setiap waktu dan menggunakan seluruh waktunya untuk belajar semaksimal mungkin.

Belajarlah terus sekiranya mampu lebih dari yang sekarang, tetapi jangan memaksimalkan diri diluar batas kemampuan, karena khawatir timbul rasa jenuh dan justru sedikit yang diperoleh.
  • Disiplin dan Istiqomah meningkatkan kesempurnaan berjilbab
Sekarang perkembangan industri pakaian muslim cukup menggembirakan walaupun perkembangan busana muslim lebih memperhatikan sisi fashion dibanding sisi syariah. 

Hal ini perlu perhatian yang cukup intens agar Ukhti muslimah tidak terjebak kedalamnya.
Di dunia fashion sekarang berkembang jilbab gaul, agar tidak terjebak kedalam jilbab gaul Ukhti muslimahseyogyanya disiplin dan istiqomah meningkatkan kesempurnaan berjilbab.

Istilah jilbab gaul seperti sekarang dengan kain yang tipis dan tidak menutupi dada walaupun sudah agak mending dalam berpakaian tetapi hal ini adalah masalah tersendiri yang memerlukan sedikit lagi upaya muslimah untuk disiplin dan istiqomah mengenakan pakaian yang sempurna.

Berpakaian secara sempurna bukan pekerjaan yang mudah. Perkembangan fashion seperti sekarang dimana pakaian cenderung melekat ke kulit sehingga nampak jelas lekuk tubuh pemakainya, jika Ukhti muslimah berpakaian secara baik dan benar maka akan dianggap tidak modis, tidak praktis / ribet, boros dan lain-lain.
Butuh ekstra biaya, tenaga dan waktu untuk disiplin dan istiqomah mengenakan pakaian yang sempurna.
  • Cari guru yang baik
Ukhti Muslimah yang berjilbab hendaknya mencari guru kepada seseorang yang sudah berpakaian sempurna (berjilbab secara baik dan benar), telah mantap agama dan ma’rifat serta orang yang dikenal mampu menjaga dirinya.


Muhammad bin Sirrin dan Anas bin Malik pernah menyatakan :

“Ilmu itu agama, maka perhatikanlah orang-orang yang hendak kalian ambil agamanya”
    
Ukhti  muslimah sebaiknya menatap gurunya dengan penuh hormat seraya meyakini bahwa gurunya orang unggul. Sikap demikian mendekatkan Ukhti muslimah untuk memperoleh kemanfaatan ilmu.
  • Berakhlak Terpuji
Pakaian memang bukan satu-satunya alat ukur untuk menentukan kemuliaan akhlak seseorang, tetapi Ukhti muslimah berakhlak terpuji pasti berpakai makin sempurna.
1. Ukhti Muslimah yang berpakaian sempurna belum tentu akhlaknya terpuji, tetapi Ukhti muslimah yang berakhlak terpuji pasti berpakaian makin sempurna.
2.  Makin sempurna cara Ukhti muslimah berpakaian, makin tinggi peluang Ukhti muslimah berakhlak terpuji. Sebaliknya, makin tidak sempurna cara Ukhti muslimah berpakaian, makin tinggi peluang Ukhti muslimah berakhlak buruk.
3. Jadi, kalau ada Ukhti muslimah yang sudah berjilbab tetapi akhlaknya kurang terpuji, maka solusinya adalah Ukhti muslimah memperbaiki akhlaknya, bukan berarti Ukhti muslimah harus melepaskan atau mengurangi kesempurnaannya berjilbab
     Sebaliknya, bila ada Ukhti muslimah yang akhlaknya terpuji tetapi belum berjilbab, maka Ukhti muslimah tetap harus menyempurnakan jilbabnya, karena meyempurnakan jilbab adalah kewajiban setiap Ukhti muslimah. 

    JILBAB
       

0 komentar:

Posting Komentar